Newest Post
// Posted by :Ridho Suryawaldi
// On :Senin, 21 Oktober 2013
1.
Pengertian Atap
Atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup
seluruh ruangan yang ada dibawahnya terhadap pengaruh panas, hujan,
angin, debu atau untuk keperluan perlindungan. Syarat – syarat atap
yang harus di penuhi antara lain :
- Konstruksi atap harus kuat menahan beratnya sendiri dan tahan terhadap tekanan maupun tiupan angin
- Pemilihan bentuk atap yang akan dipakai hendaknya sedemikian rupa, sehingga menambah keindahaan serta kenyamanaan bertempat tinggal bagi penghuninya
- Agar rangka atap tidak mudah diserang oleh rayap/bubuk, perlu diberi lapisan pengawet
- Bahan penutup atap harus tahan terhadap pengaruh cuaca
- Kemiringan atau sudut lereng atap harus disesuaikan dengan jenis bahan penutupnya maka kemiringannya dibuat lebih landai.
2. MACAM – MACAM ATAP
1. Atap Datar
Meskipun bentuk atap ini dikatakan atap datar, akan tetapi pada
permukaan atap selalu dibuat sedikit miring untuk menyalurkan air
hujan ke lubang talang. Bahan yang sesuai untuk atap ini biasanya
digunakan campuran beton bertulang. Agar dibawah atap ini tidak
terlalu panas atau dingin maka perlu dibuat ruang isolasi diatas
langit-langit (plafon). Atap datar digunakan untuk rumah mewah
seperti rumah bertingkat
2. Atap Sandar
Atap sandar biasanya disebut juga atap sengkuap atau atap temple.
Pada umumya atap ini terdiri dari sebuah bidang atap miring yang
bagian tepi atasnya bersandar atau menempel pada tembok bangunan
induk ( tembok yang menjulang tinggi ). Pada bentuk atap sandar
menggunakan konstruksi setengah kuda – kuda untuk mendukung balok
gording. Kemiringan atapnya dapat diambil 30 derajat atau 40 derajat
bila memakai bahan penutup dari genteng. Untuk bahan penutup dari
semen asbes gelombang dan seng gelombang kemiringan atapnya dapat
diambil 20 derajat atau 25 derajat, yang pada pemasangannya tidak
memerlukan reng
3. Atap Pelana
Atap pelana sebagai penutup ruangan terdiri dari dua bidang atap
miring yang tepi atasnya bertemu pada satu garis lurus, dinamakan
bubungan. Tepi bawah bidang atap, dimana air itu meninggalkan atap
dinamakan tepi teritis. Pada tepi teritis ini dapat dipasang talang
air. Bahan penutupnya banyak yang menggunakan genteng biasa ( genteng
kampung ) maupun seng gelombang. Bentuk atap pelana digunakan untuk
rumah – rumah sederhana. Rumah dengan atap ini banyak dijumpai
dipedesaan seperti Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat.
5. Atap Tenda
Atap ini dinamakan atap tenda karena bentuknya menyerupai pasangan
tenda. Ukuran panjang dan lebar bangunan yang menggunakan atap ini
adalah sama, ini berarti terdiri dari empat bidang atap dan empat
jurai dengan bentuk, ukuran maupun lereng yang sama yang bertemu di
satu titik tertinggi yaitu pada tiang penggantung ( maklar ). Atap
ini banyak digunakan untuk bangunan kantor, pendopo, dan bangunan
untuk tempat tinggal.
6. Atap Menara
Bentuk atap ini serupa dengan bentuk atap tenda yaitu mempunyai empat
bidang atap dengan sudut apitnya yang sama besar serta ujung –
ujung bagian atasnya bertemu pada satu titik yang cukup tinggi. Atap
menara mempunyai jurai luar yang sama panjang dan ujung bagian atas
bertemu pada satu titik yang berada pada bagian ujung atas gantung
atau maklar. Bentuk atap semacam ini banyak digunakan untuk bangunan
– bangunan gereja.
7. Atap Joglo
Atap joglo merupakan atap jurai luar yang patah ke dalam seolah-olah
terdiri dari dua bagian yaitu bagian bawah yang mempunyai sudut
lereng atap lebih kecil atau landai dan bagian atas akan tampak
bagian – bagian bidang atap yang berbentuk trapesium.
3 BAHAN – BAHAN PENUTUP ATAP
Bahan penutup atap di bagi menjadi beberapa bagian
A. Bahan logam contohnya
- Seng
Seng adalah salah satu sekian banyak bangunan yang sering
digunakan sebagai penutup atap. Ukuran seng datar yang digalvanisir (
disepuh ) berkisar 915 mm x 1830 mm dengan beberapa macam tebal yang
kurang dari 1mm. ukuran tebal yang kurang dari 1 mm dinyatakan dengan
BWG. Ukuran seng gelombang biasa yang digalvanisir berkisar 760 mm x
1830 mm dengan beberapa macam – macam tebal yang dinyatakan dengan
BWG. Seng mempunyai lebar propil 76 mm, tinggi propil 16 mm dan
banyaknya gelombang ada 10. Jika seng terkena air hujan yang banyak
mengandung garam akan mudah berkarat, lagipula oleh jatuhnya air
hujan akan menimbulkan suara yang gaduh, serta tidak bersifat isolasi
panas maupun dingin artinya bila udara di luar panas / dingin maka
dalam ruangan akan terasa lebih panas / dingin. Kelebihannya
bobotnya rendah, harganya murah, pemasangannya mudah sekaligus dapat
menghemat biaya.
B. Bahan alam ( langsung )
- Sirap
Bahan penutup atap sirap dibuat dengan cara membelah – belah kayu
yang keras seperti kayu jati, belian, dan onglen menjadi lembaran –
lembaran yang mempunyai ukuran tertentu. Ukuran – ukuran sirap ada
beberapa macam seperti :
- Ukuran besar : panjang 60 cm, lebar 8 @9 cm dan tebalnya 4 - 5 mm
- Ukuran kecil : panjang 40 cm, lebar 5 cm dan tebalnya 3 @ 4 mm
Warna biasa sirap adalah coklat tua namun akan berubah menjadi
cokelat tua kehitam-hitaman. Kelebihan pengunaan bahan sirap adalah
bahannya cukup ringan dan bersifat isolisasi terhadap panas.
Kelemahan penggunaan bahan ini pemasangannya cukup sulit sehingga
biaya yang akan digunakan akan bertambah dan bila lembaran sirap
belum cukup kering sudah di pasang akan membilut dan berubah bentuk
menjadi cekung.
C. Bahan alam ( pengolahan)
- Genteng Biasa
Jenis bahan penutup atap genteng yang terbuat dari bahan dasar tanah
liat melalui proses percetakan dan pembakaran sampai sempurna. Hal
ini disebabkan karena bahan ini mempunyai daya tolak panas, dingin ,
tahan lama, tidak memerlukan banyka perawatan serta harganya relative
murah. Genteng ini banyak digunakan pada bangunan – bangunan yang
ada di daerah tropic maupun daerah ang berhawa lembab. Genteng biasa
sering disebut genteng S karena mempunyai penampang pelintang seperti
huruf S. genteng S mempunyai ukuran :
- Panjang : 28 – 36 cm
- Lebar : 20 – 25 cm
- Tebal : 0,8 – 1 cm
- Dalam lengkungan : 4 – 5 cm