Newest Post
A : "Oh, jadi kamu yang akan melamar anakku itu?" tanya sang Ayah.
M : "Iya pak", jawab lelaki muda.
A : "apa kamu sudah mengenalnya dalam-dalam?". tanyanya sambil menunjuk anak perempuannya.
M : "Iya pak, saya sangat mengenalnya", jawab lelaki muda mencoba meyakinkan.
A : "Lamaranmu kutolak. Berarti kamu telah memacari dia sebelumnya?
Tidak bisa, aku tidak mengijinkan pernikahan yang diawali model seperti
itu." balas sang Ayah.
M : "Enggak ko pak, sebenarnya saya mengenal hanya sekedarnya saja, ketemu saja baru sebulan lalu".
A: "Lamaranmu kutolak. Itu serasa membeli kucing dalam karung kan.
Aku tak mau kamu akan gampang menceraikannya hanya karna kamu tidak
mengenalnya. Jangan-jangan kamu juga tidak mengetahui aku ini siapa?",
balas sang ayah, keras.
Ini situasi yang sulit dan sang perempuanpun mencoba membantu pemuda itu. bisiknya " Ayah, dia dulu aktivis loh.."
A : "Kamu dulu aktivis ya?" tanya sang ayah kepada pemuda itu.
M : "Ya pak, saya dulu sering memimpin demontrasi anti Orba di Kampus." jawab pemuda percaya diri.
A : "Lamaranmu kutolak. Nanti kalu kamu lagi kecewa dan marah sama
istrimu, bisa-bisa kamu akan mengerahkan rombongan teman-temanmuuntuk
mendemo rumahku ini kan?".
M : "Anu pak. nggak kok. Demonya juga kecil-kecilan. Banyak yang nggak datang kalau saya suruh berangkat".
A : "Lamaranmu kutolak. Lah wong kamu ngatur temanmu saja nggak bisa, gimama mau mengatur keluargamu nanti?"
Sang perempuan membisik lagi "Ayah dia pinter loh.."
A : "Kamu lulusan mana?"
M : "Saya lulusan Teknik Elektro UGM pak. UGM itu salah satu kampus terbaik di Indonesia loh pak".
A : "Lamaranmu kutolak. Kamu sedang menghina saya yang cuma lulusan STM ini toh? Menganggap saya bodoh kan?"
M : "Enggak kok pak. Wong saya juga nggak pinter-pinter amat pak. Lulusnya saja tujuh tahun, IPnya juga cuma 2 koma Pak.
A : "Lamaranmu kutolak. Kamu saja bego begitu, gimana mau mendidik anak-anakmu kelak?"
Bisikan itu datang lagi "Ayah dia sudah bekerja loh.."
A : "Kamu sudah bekerja?"
M : "Iya pak. SAya bekerja sebagai marketing. Keliling Jawa dan Sumatra jualan produk saya pak".
A : "Lamaranmu kutolak. Kalau kamu keliling dan jalan-jaln begitu, kamu nggak bakal sempat memperhatikan keluargamu".
M : "Anu kok Pak. Kelilingnya jarang-jarang. Wong produknya saja nggak terlalu laku".
A : "Lamaranmu kutolak. Lah kamu mau ngasih makan apa nanti istri dan anakmu, jika bekerja saja kamu tidak becus begitu?"
Bisikan kembali "Ayah yang penting kan ia bisa membayar maharnya.."
A : "Rencananya maharmu apa?"
M : "Seperangkat alat sholat pak".
A : "Lamaranmu kutolak. Kami sudah punya banyak, maaf".
M : "Tapi saya siapkan 1 kilogram emas dan uang lima puluh juta Pak".
A : "Lamaranmu kutolak. Kamu pikir aku itu matre, mau menukar anakku
dengan uang dan emas begitu? Maaf anak muda itu bukan caraku"
Bisikan itu datang lagi "Dia jago IT loh pak"
A : "Kamu bisa apa itu, internet?"
M : "Bisa pak, Oh iya pak, saya rutin pakai internet, hampir setiap hari loh pak saya nge-net".
A : "Lamaranmu kutolak. Nanti kamu cuma nge-net thok. Menghabiskan
anggaran untuk internetdan nggak ngurus anak istrimu di dunia nyata."
M : "Tapi saya nge-net cuma ngecek email saja kok pak".
A : Lamaranmu kutolak. Jadi kamu nggak ngerti Facebook, Twitter, Blog, Youtube? Aku nggak mau punya mantu gaptek".
Bisikan anak perempuannya lagi "Tapi Ayah......"
A : "Kamu kesini naik apa?"
M : "Mobil pak"
A : "Lamaranmu kutolak. Kamu mau pamer toh kalu kamu kaya? Itu namanya riya'. Nanti hidupmu juga boros".
M : "Anu pak. Saya cuma mbonceng mobil temen saya kok pak, saya nggak bisa nyetir".
A : "Lamaranmu kotolak. Lah nanti kamu diboncengi istrimu juga? Ini namanya payah. Memangnya anakku supir?"
Bisikan "Ayahhh.."
A : " Kamu merasa ganteng ya?"
M : "Enggak pak, biasa saja kok".
A: "Lamaranmu kutolak. Mbo yo kamu ngaca dulu sebelum melamar anakku yang cantik ini"
M : " Tapi pak, di kampung sebenarnya banyak pula yang naksir saya kok pak".
A : "Lamaranmu kutolak. Kamu berpotensi menjadi playboy".
Sang perempuan kini berkaca-kaca, "Ayah tidak bisakah engkau tanyakan soal agama selain harta dan fisiknya?"..
Sang ayah menatap pemuda itu yang sudah pasrah dan bertanya "Nak, apa yang kamu hapal dari Al-Qur'an dan Hadist?"
Si pemuda itu telah putus asa. Tak lagi merasa mempunyai sesuatu
yang berharga. DAn pada soal yang ini diapun menyerah, jawabnya "Pak,
dari 30 Juz, saya cuma hapal Juz ke 30, itupun yang terpendek pula".
Ayah perempuan itu tersenyum dan menjawab "Lamaranmu kuterima anak
muda. Itu cukup. Kamu lebih hebat dari aku. Asal kau tau saja,
membacanya saja aku masih tertatih".
Mata pemuda itu ikut berkaca-kaca. dan akhir ceritanya happy ending bukan?