Newest Post
Archive for Oktober 2013
1.
Pengertian Atap
Atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup
seluruh ruangan yang ada dibawahnya terhadap pengaruh panas, hujan,
angin, debu atau untuk keperluan perlindungan. Syarat – syarat atap
yang harus di penuhi antara lain :
- Konstruksi atap harus kuat menahan beratnya sendiri dan tahan terhadap tekanan maupun tiupan angin
- Pemilihan bentuk atap yang akan dipakai hendaknya sedemikian rupa, sehingga menambah keindahaan serta kenyamanaan bertempat tinggal bagi penghuninya
- Agar rangka atap tidak mudah diserang oleh rayap/bubuk, perlu diberi lapisan pengawet
- Bahan penutup atap harus tahan terhadap pengaruh cuaca
- Kemiringan atau sudut lereng atap harus disesuaikan dengan jenis bahan penutupnya maka kemiringannya dibuat lebih landai.
2. MACAM – MACAM ATAP
1. Atap Datar
Meskipun bentuk atap ini dikatakan atap datar, akan tetapi pada
permukaan atap selalu dibuat sedikit miring untuk menyalurkan air
hujan ke lubang talang. Bahan yang sesuai untuk atap ini biasanya
digunakan campuran beton bertulang. Agar dibawah atap ini tidak
terlalu panas atau dingin maka perlu dibuat ruang isolasi diatas
langit-langit (plafon). Atap datar digunakan untuk rumah mewah
seperti rumah bertingkat
2. Atap Sandar
Atap sandar biasanya disebut juga atap sengkuap atau atap temple.
Pada umumya atap ini terdiri dari sebuah bidang atap miring yang
bagian tepi atasnya bersandar atau menempel pada tembok bangunan
induk ( tembok yang menjulang tinggi ). Pada bentuk atap sandar
menggunakan konstruksi setengah kuda – kuda untuk mendukung balok
gording. Kemiringan atapnya dapat diambil 30 derajat atau 40 derajat
bila memakai bahan penutup dari genteng. Untuk bahan penutup dari
semen asbes gelombang dan seng gelombang kemiringan atapnya dapat
diambil 20 derajat atau 25 derajat, yang pada pemasangannya tidak
memerlukan reng
3. Atap Pelana
Atap pelana sebagai penutup ruangan terdiri dari dua bidang atap
miring yang tepi atasnya bertemu pada satu garis lurus, dinamakan
bubungan. Tepi bawah bidang atap, dimana air itu meninggalkan atap
dinamakan tepi teritis. Pada tepi teritis ini dapat dipasang talang
air. Bahan penutupnya banyak yang menggunakan genteng biasa ( genteng
kampung ) maupun seng gelombang. Bentuk atap pelana digunakan untuk
rumah – rumah sederhana. Rumah dengan atap ini banyak dijumpai
dipedesaan seperti Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat.
5. Atap Tenda
Atap ini dinamakan atap tenda karena bentuknya menyerupai pasangan
tenda. Ukuran panjang dan lebar bangunan yang menggunakan atap ini
adalah sama, ini berarti terdiri dari empat bidang atap dan empat
jurai dengan bentuk, ukuran maupun lereng yang sama yang bertemu di
satu titik tertinggi yaitu pada tiang penggantung ( maklar ). Atap
ini banyak digunakan untuk bangunan kantor, pendopo, dan bangunan
untuk tempat tinggal.
6. Atap Menara
Bentuk atap ini serupa dengan bentuk atap tenda yaitu mempunyai empat
bidang atap dengan sudut apitnya yang sama besar serta ujung –
ujung bagian atasnya bertemu pada satu titik yang cukup tinggi. Atap
menara mempunyai jurai luar yang sama panjang dan ujung bagian atas
bertemu pada satu titik yang berada pada bagian ujung atas gantung
atau maklar. Bentuk atap semacam ini banyak digunakan untuk bangunan
– bangunan gereja.
7. Atap Joglo
Atap joglo merupakan atap jurai luar yang patah ke dalam seolah-olah
terdiri dari dua bagian yaitu bagian bawah yang mempunyai sudut
lereng atap lebih kecil atau landai dan bagian atas akan tampak
bagian – bagian bidang atap yang berbentuk trapesium.
3 BAHAN – BAHAN PENUTUP ATAP
Bahan penutup atap di bagi menjadi beberapa bagian
A. Bahan logam contohnya
- Seng
Seng adalah salah satu sekian banyak bangunan yang sering
digunakan sebagai penutup atap. Ukuran seng datar yang digalvanisir (
disepuh ) berkisar 915 mm x 1830 mm dengan beberapa macam tebal yang
kurang dari 1mm. ukuran tebal yang kurang dari 1 mm dinyatakan dengan
BWG. Ukuran seng gelombang biasa yang digalvanisir berkisar 760 mm x
1830 mm dengan beberapa macam – macam tebal yang dinyatakan dengan
BWG. Seng mempunyai lebar propil 76 mm, tinggi propil 16 mm dan
banyaknya gelombang ada 10. Jika seng terkena air hujan yang banyak
mengandung garam akan mudah berkarat, lagipula oleh jatuhnya air
hujan akan menimbulkan suara yang gaduh, serta tidak bersifat isolasi
panas maupun dingin artinya bila udara di luar panas / dingin maka
dalam ruangan akan terasa lebih panas / dingin. Kelebihannya
bobotnya rendah, harganya murah, pemasangannya mudah sekaligus dapat
menghemat biaya.
B. Bahan alam ( langsung )
- Sirap
Bahan penutup atap sirap dibuat dengan cara membelah – belah kayu
yang keras seperti kayu jati, belian, dan onglen menjadi lembaran –
lembaran yang mempunyai ukuran tertentu. Ukuran – ukuran sirap ada
beberapa macam seperti :
- Ukuran besar : panjang 60 cm, lebar 8 @9 cm dan tebalnya 4 - 5 mm
- Ukuran kecil : panjang 40 cm, lebar 5 cm dan tebalnya 3 @ 4 mm
Warna biasa sirap adalah coklat tua namun akan berubah menjadi
cokelat tua kehitam-hitaman. Kelebihan pengunaan bahan sirap adalah
bahannya cukup ringan dan bersifat isolisasi terhadap panas.
Kelemahan penggunaan bahan ini pemasangannya cukup sulit sehingga
biaya yang akan digunakan akan bertambah dan bila lembaran sirap
belum cukup kering sudah di pasang akan membilut dan berubah bentuk
menjadi cekung.
C. Bahan alam ( pengolahan)
- Genteng Biasa
Jenis bahan penutup atap genteng yang terbuat dari bahan dasar tanah
liat melalui proses percetakan dan pembakaran sampai sempurna. Hal
ini disebabkan karena bahan ini mempunyai daya tolak panas, dingin ,
tahan lama, tidak memerlukan banyka perawatan serta harganya relative
murah. Genteng ini banyak digunakan pada bangunan – bangunan yang
ada di daerah tropic maupun daerah ang berhawa lembab. Genteng biasa
sering disebut genteng S karena mempunyai penampang pelintang seperti
huruf S. genteng S mempunyai ukuran :
- Panjang : 28 – 36 cm
- Lebar : 20 – 25 cm
- Tebal : 0,8 – 1 cm
- Dalam lengkungan : 4 – 5 cm
Tag :// Teknik Sipil
Konstruksi atap merupakan bagian dari bangunan yang tidak kalah
penting fungsinya. Disamping sebagai pelindung dari teriknya sinar
matahari dan guyuran hujan, atap juga mempunyai fungsi pembentuk
estetika bangunan.
Konstruksi atap terdiri atas penutup atap dan konstruksi penopangnya, seperti konstruksi rangka kuda-kuda, balok gable,
pasangan bata, pelat atap beton bertulang dan sebagainya. Sedangkan
penutup atap, yang langsung berhubungan dengan lingkungan luar dan
cuaca, banyak jenisnya yang dapat dipilih. Penentuan dan pemilihan
konstruksi atap yang baik akan memeberikan keamanan dan kenyamanan
pengguna bangunan. Dalam perencanaan konstruksi atap, jenis penutup atap
umumnya akan menentukan jenis konstruksi penopangnya, karena
masing-masing mempunyai berat jenis dan spesifikasi teknis tertentu.
Penutup atap yang beredar di pasaran saat ini banyak macam dan
jenisnya, tergantung pada desain konstruksi dan arsitekturnya. Yang
penting, syarat-syarat sebagai penutup atap harus terpenuhi yakni pada
saat tertimpa air hujan tidak terjadi rembesan dan dapat mengalirkan air
hujan dengan baik, melindungi dari terik dan menyerap sinar matahari,
serta awet sepanjang umur bangunan. Oleh karenanya, penting untuk
diketahui karakteristik dari jenis-jenis bahan penutup beton, seperti:
Sirap, merupakan lembaran tipis terbuat
dari kayu ulin-yang dapat digunakan sampai 25 tahun, dengan kemiringan
pemasangan yang tidak boleh terlampau datar, dan sangat cocok untuk
rumah-rumah tradisional dengan kesan menyatu dengan alam.
Genteng tanah liat, penutup atap ini umum digunakan di rumah-rumah – baik yang digunakan dengan cetakan biasa atau dengan memberikan tekanan (genteng press), ikatan pemasangan berdasarkan saling mengikat (interlocking),
dikaitkan dan menumpu pada kayu reng. Pemasangan pada konstruksi atap
dengan kemiringan 25-45 derajat. Apabila dipasang terlampau datar maka
dimungkinkan terjadinya tempias air hujan melalui sela-sela hubungan
antar genteng. Genteng pres mempunyai berat jenis yang lebih besar dan
serapan air yang lebih kecil dibandingkan dengan genteng tanah liat
biasa. Namun demikian, serapan air memungkinkan munculnya jamur atau
lumut selama umur pemakaian.
Genteng glasur/keramik, penutup atap ini dari tanah liat press yang sudah melalui proses finishing
pada permukaannya dengan diglasur atau dikeramik, sehingga permukaannya
menjadi kedap air, terhindar dari tumbuhnya jamur atau lumut, dan
menambah estetika. Umur pemakaian genteng glasur/keramik ini tentunya
lebih lama dibandingkan genteng tanah liat biasa.
Genteng beton, merupakan penutup atap
berbahan dasar mortar (campuran air, semen dan pasir) atau beton dengan
agregat kasar yang lebih kecil, diberikan tekanan, sehingga genteng
beton mempunyai berat jenis yang relatif besar. Pada permukaan biasanya
dilapisi pasta semen yang tipis dan terkadang juga dicat khusus untuk
genteng dengan warna sesuai keinginan pemakai. Ketahanannya dapat
mencapai 50 tahun.
Seng, merupakan lembaran tipis baja yang
diberi lapisan seng, agar tidak mudah terjadi karat atau korosi. Penutup
atap seng dapat dipasang langsung pada gording, tanpa reng, dan dapat
dipasang pada kemiringan atap yang lebih datar. Karena beratnya relatif
ringan, maka dapat digunakan konstruksi penopang atau kuda-kuda yang
sederhana. Namun demikian, atap seng harus dipasang cukup kuat untuk
menghindari terlepas dan terangkatnya seng akibat terpaan angin yang
besar.
Genteng metal/galvalum, merupakan genteng
yang terbuat dari logam tipis, dan mempunyai berat yang ringan ringan,
serta dilapisi dengan baja ringan dan galvanis. Disamping itu, gentang
metal ini ada yang berlapis pasir dan tidak(color/polos). Lapisan pasir
berfungsi untuk menahan panas dan meredam suara atau bising apabila
terkena air hujan. Pemasangan genting metal/galvalum lebih mudah dan cepat.
Plastik komposit (polycarbonate dan poly propylene),
merupakan jenis penutup atap dari bahan plastic komposit, dengan bentuk
lembaran hampir sama dengan penutup atap seng, ada yang polos dan
bergelombang. Biasanya digunakan untuk penutup atap pada struktur
pelengkap rumah, seperti carport, tempat parkir, doorloop,
halte, dan sebagainya. Yang perlu diperhatikan adalah ketahanannya
terhadap pengaruh cuaca panas dan hujan, karena material ini ada yang
mudah lapuk dan tidak, tergantung komposit material yang digunakan.
Asbes, juga merupakan penutup atap sejenis
seng, yang terdiri dari material semen dan serat mineral silikat. Namun,
saat ini sudah banyak ditinggalkan sebagai penutup atap karena banyak
menimbulkan debu-debu yang apabila terhirup manusia dapat menyebabkan
penyakit asbestosis yakni sejenis penyakit yang menyerang paru-paru dan
mengganggu pernapasan.
Pelat beton, adalah jenis penutup atap
berupa konstruksi pelat beton bertulang, sehingga kontruksi penopang
atapnya berupa balok-balok yang mendukung pelat tersebut. Yang sering
menjadi masalah biasanya terjadinya retakan/bocoran karena kesalahan
pada pembuatan beton dan perawatan beton setelah selesai dicor. Untuk
menghindarinya, biasanya dilakukan pelapisan dengan aspal atau lapisan
anti bocor.
Sebelum mendirikan konstruksi bangunan secara keseluruhan, mestinya
sudah ditentukan jenis konstruksi atap yang akan digunakan. Hal ini
karena menyangkut jenis penutup atap dan konstruksi penopangnya, selain
faktor estetika dan nilai ekonomis yang diinginkan.
Sumber: http://achmadbasuki.wordpress.com
Sumber: http://achmadbasuki.wordpress.com
Tag :// Teknik Sipil