Newest Post
Archive for 2014
Batako merupakan bahan bangunan yang berupa
bata cetak alternatif pengganti batu bata yang tersusun dari komposisi antara
pasir, semen portland dan air dengan perbandingan 1 semen : 7 pasir. Batako
difokuskan sebagai konstruksi-konstruksi dinding bangunan non struktural.
Bentuk dari batako/batu cetak itu sendiri
terdiri dari dua jenis, yaitu batu cetak yang berlubang (hollow block) dan batu
cetak yang tidak berlubang (solid block) serta mempunyai ukuran yang
bervariasi. Supribadi (1986: 5) menyatakan bahwa batako adalah ³Semacam batu
cetak yang terbuat dari campuran tras, kapur, dan air atau dapat dibuat dengan
campuran semen, kapur, pasir dan ditambah air yang dalam keadaan pollen (lekat)
dicetak menjadi balok-balok dengan ukuran tertentu.
Menurut Persyaratan Umum Bahan Bangunan di
Indonesia (1982) pasal 6, ³Batako adalah bata yang dibuat dengan mencetak dan
memelihara dalam kondisi lembab´.
Menurut SNI 03-0349-1989, ³Conblock (concrete block) atau batu cetak beton adalah komponen bangunan yang dibuat dari campuran semen Portland atau pozolan, pasir, air dan atau tanpa bahan tambahan lainnya (additive), dicetak sedemikian rupa hingga memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai bahan untuk pasangan dinding´. Sedangkan Frick Heinz dan Koesmartadi (1999: 96) berpendapat bahwa: ´ Batu-batuan yang tidak dibakar, dikenal dengan nama batako (bata yang dibuat secara pemadatan dari trass, kapur, air)´.
Menurut SNI 03-0349-1989, ³Conblock (concrete block) atau batu cetak beton adalah komponen bangunan yang dibuat dari campuran semen Portland atau pozolan, pasir, air dan atau tanpa bahan tambahan lainnya (additive), dicetak sedemikian rupa hingga memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai bahan untuk pasangan dinding´. Sedangkan Frick Heinz dan Koesmartadi (1999: 96) berpendapat bahwa: ´ Batu-batuan yang tidak dibakar, dikenal dengan nama batako (bata yang dibuat secara pemadatan dari trass, kapur, air)´.
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan tentang pengertian batako adalah salah satu bahan bangunan yang berupa batu-batuan yang pengerasannya tidak dibakar dengan bahan pembentuk yang berupa campuran pasir, semen, air dan dalam pembuatannya dapat ditambahkan dengan jerami sebagai bahan pengisi antara campuran tersebut atau bahan tambah lainnya (additive). Kemudian dicetak melalui proses pemadatan sehingga menjadi bentuk balok-balok dengan ukuran tertentu dan dimana proses pengerasannya tanpa melalui
pembakaran serta dalam pemeliharaannya ditempatkan pada tempat yang lembab atau tidak terkena sinar matahari langsung atau hujan, tetapi dalam pembuatannya dicetak sedemikian rupa hingga memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai bahan untuk pasangan dinding.
B. Macam-macam
Batako Berdasarkan Bahan Bakunya serta klasifikasinya.
Batako merupakan batu cetak yang tidak dibakar,
berdasarkan bahan bakunya
batako dibedakan menjadi tiga, yaitu:
batako dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.
Batako
tras/putih, Batako putih terbuat dari campuran trass, batu kapur, dan air,
sehingga sering juga disebut batu cetak kapur
trass. Trass merupakan jenis tanah yang berasal dari lapukan batu-batu yang
berasal dari gunung berapi, warnanya ada yang putih dan ada juga yang putih
kecokelatan. Ukuran batako trass yang biasa beredar di pasaran memiliki
panjang 20 cm–30 cm, tebal 8 cm–10 cm, dan tinggi 14 cm–18 cm.
2. Batako
semen, dibuat dari campuran semen dan pasir. Ukuran dan model lebih
beragam dibandingkan dengan batako putih. Batako ini biasanya menggunakan dua
lubang atau tiga lubang disisinya untuk diisi oleh adukan pengikat. Nama lain
dari batako semen adalah batako pres, yang dibedakan menjadi dua bagian, yaitu
pres mesin dan pres tangan. Secara kasat mata, perbedaan pres mesin dan tangan
dapat dilihat pada kepadatan permukaan batakonya. Di pasaran ukuran batako
semen yang biasa ditemui memiliki panjang 36 cm–40 cm, tinggi 18 cm–20 cm dan
tebal 8 cm–10 cm.
3. Bata
ringan dibuat dari bahan batu pasir kuarsa, kapur, semen dan bahan lain yang
dikategorikan sebagai bahan-bahan untuk beton ringan. Berat jenis sebesar 1850
kg/m3 dapat dianggap sebagai batasan atas dari beton ringan yang sebenarnya,
meskipun nilai ini kadang-kadang melebihi. Dimensinya yang lebih besar dari
bata konvensional yaitu 60 cm x 20cm dengan ketebalan 7 hingga 10 cm menjadikan
pekerjaan dinding lebih cepat selesai dibandingkan bata konvensional.
C. Proses
Pembuatan Batako
Adapun proses produksi batako dan paving block
adalah sebagai berikut:
1. Pasir diayak untuk mendapatkan pasir yang halus.
2. Pasir tanpa diayak dan semen diaduk sampai rata dan setelah rata ditambahkan air.
3. Adonan pasir, semen dan air tersebut diaduk kembali sehingga didapat adukan yang ratadan siap dipakai.
4. Adukan yang siap dipakai ditempatkan di mesin pencetak batako dengan menggunakan sekop dan di atasnya boleh ditambahkan pasir halus hasil ayakan (bergantung pada jenis produk batako yang akan dibuat).
5. Dengan menggunakan lempengan besi khusus tersebut dipres/ditekan sampai padat dan rata.
6. Batako mentah.yang sudah jadi tersebut kemudian dikeluarkan dari cetakan dengan cara menempatkan potongan papan di atas seluruh permukaan alat cetak.
7. Berikutnya alat cetak dibalik dengan hati-hati. Skala produksi dan keunggulan produk akhir
sehingga batako mentah tersebut keluar dari alat cetaknya.
8. Proses berikutnya adalah mengeringkan batako mentah dengan cara diangin-anginkan atau di jemur di bawah terik matahari sehingga didapat batako/ paving block yang sudah jadi.
1. Pasir diayak untuk mendapatkan pasir yang halus.
2. Pasir tanpa diayak dan semen diaduk sampai rata dan setelah rata ditambahkan air.
3. Adonan pasir, semen dan air tersebut diaduk kembali sehingga didapat adukan yang ratadan siap dipakai.
4. Adukan yang siap dipakai ditempatkan di mesin pencetak batako dengan menggunakan sekop dan di atasnya boleh ditambahkan pasir halus hasil ayakan (bergantung pada jenis produk batako yang akan dibuat).
5. Dengan menggunakan lempengan besi khusus tersebut dipres/ditekan sampai padat dan rata.
6. Batako mentah.yang sudah jadi tersebut kemudian dikeluarkan dari cetakan dengan cara menempatkan potongan papan di atas seluruh permukaan alat cetak.
7. Berikutnya alat cetak dibalik dengan hati-hati. Skala produksi dan keunggulan produk akhir
sehingga batako mentah tersebut keluar dari alat cetaknya.
8. Proses berikutnya adalah mengeringkan batako mentah dengan cara diangin-anginkan atau di jemur di bawah terik matahari sehingga didapat batako/ paving block yang sudah jadi.
Keuntungan Dan
Kerugian Dalam Pemakaian Batako
Ada beberapa
keuntungan dan kerugian dalam penggunaan batako. Keuntungan yang diperoleh
dalam penggunaan batako adalah:
Tiap m2
pasangan tembok, membutuhkan lebih sedikit batako jika dibandingkan dengan
menggunakan batu bata, berarti secara kuantitatif terdapat suatu pengurangan.
Pembuatan mudah
dan dapat dibuat secara sama.
Ukurannya
besar, sehingga waktu dan ongkos juga lebih hemat.
Khusus jenis
yang berlubang dapat befungsi sebagai isolasi udara.
Apabila
pekerjaan rapi, tidak perlu diplester.
Lebih mudah
dipotong untuk sambungan tertentu yang membutuhkan potongan.
Sebelum
pemakaian tidak perlu direndam air.
Sedangkan
kerugian pemakaian batako adalah sebagai berikut :
Karena proses
pengerasannya membutuhkan waktu yang cukup lama ( 3 minggu), maka butuh waktu
yang lama untuk membuatnya sebelum memakainya.
Bila diinginkan
lebih cepat mengeras perlu ditambah dengan semen, sehingga menambah biaya
pembuatan.
Mengingat ukurannya
cukup besar, dan proses pengarasannya cukup lama mengakibatkan pada saat
pengangkutan banyak terjadi batako pecah
Tag :// Teknik Sipil
Saat ini ukuran batu bata yang beredar
dipasaran mempunyai ukuran dimensi bervariasi baik yang dijumpai
dari hasil pabrikasi maupun hasil pekerjaan lokal atau industri rumah
tangga. Untuk bangunan, ukuran standard yang biasa dipergunakan adalah :
- Panjang 240 mm, Lebar 115 mm dan Tebal 52 mm
- Panjang 230 mm, Lebar 110 mm dan Tebal 50 mm
Penyimpangan yang diijinkan untuk ukuran
tersebut adalah : Panjang maksimum 3%, Lebar maksimum 4 % dan Tebal maksimum
5%.
B. Jenis Batu Bata :
- Batu Bata Tanah Liat, terbuat dari tanah liat dengan 2 kategori yaitu bata biasa dan bata muka. Bata biasa memiliki permukaan dan warna yang tidak menentu, bata ini digunakan untuk dingding dengan menggunakan morta(campuran semen) Ssebagai pengikat. Bata jenis ini sering disebut sebagai bata merah. Bata muka , memiliki permukaan yang baik dan licin dan memupnyai warna dan corak yang sragam . Disamping dipergunakan sebagai dinding juga digunakan sebagai penutup d dan sebagai dekoratif.
- Batu Bata Pasir – Kapur, sesuai dengan namanya batu bata ini dibuat dari campuran kapur dan pasir dengan perbandingan 1 : 8 serta air yang ditekankan kedalama campuran sehingga membentuk batu bata.
- Secara prosespembuatannya, ada 2 jenis batu bata, yaitu:
Ø
Batu bata konvensional Batu bata ini dibuat
dengan cara tradisional dan menggunakan alat-alat yang sederhana. Tanah liat atau
tanah lempung yang telah dibersihkan, diberi sedikit air dan selanjutnya
dicetak menjadi bentuk kotak-kotak. Cetakan batu bata biasanya terbuat dari
kayu yang secara sederhana dibuat menjadi kotak.
Ø Batu bata pres Pembuatan
batu-bata ini menggunakan bantuan mesin-mesin. Hasilnya adalah batu-bata yang
memiliki tekstur halus, memiliki ukuran yang sama dan terlihat lebih rapi.
kemerah
merahan.
C. Klasisifikasi Kekuatan Bata
a. Berdasarkan Kuat Tekan
- Mutu Bata Kelas I : Kuat Tekan Rata – rata lebih besar dari 100 kg/cm2.
- Mutu Bata Kelas II :Kuat Tekan Rata-rata 80 – 100 kg/cm2
- Mutu Bata Kelas III : Kuat Tekan Rata-rata 60 – 80 kg/ cm2
b. Berdasarkan Compressive
Strength (Bata Jenuh air ) dan Penyerapan Air
- Batu Bata Kelas A : Compressive strength diatas 69,0 N/mm2 dan nilai penyerapan tidak lebih 4,5 %
- Batu Bata Kelas B : Compressive strength diatas 48,5 N/mm2 dan nilai penyerapan tidak lebih 7%
D. Kualitas Batas :
- Batu bata harus bebas dari retak atau cacat, dan dari batu dan benjolan apapun
- Batu bata harus seragam dalam ukuran, dengan sudut tajam dan tepi yang rata.
- Permukaan harus benar dalam bentuk persegi satu sama lainuntuk menjamin kerapian pekerjaan.
- Mempunyai ukuran, kuat tekan dan daya serap air yang dipersyaratkan
E. Pengecekan Batu bata yang baik :
- Secara visual pengujian batu bata yang baik dan mempunyai kekuatan yang baik akan memberikan suara dering jika diketok. Sebuah suara kusam menunjukkan batu bata yang lembut atau goyah.
- Sebuah batu bata yang baik tidak harus menyerap lebih dari sepersepuluh jumlah air. Sebuah tes yang sederhana dapat dilakuakn dengan cara : Mengambil sebuah batu bata dan menimbang ukurannnya, kemudian batu bata direndam air selama 24 jam, kemudian berat air ditimbang. Selisih i hasi timbangan setelah direndam dan sebelum direndam maka dapat dihitung jumlah daya serap air nya.
Tag :// Teknik Sipil