Newest Post

Archive for April 2012

                    

Hasan seorang putra mantri guru yang bertempat tinggal di kampung Panyeredan, di lereng gunung Telaga Bodas. Raden Wiradikarta, demikian nama ayah Hasan. sebelum pesiun,Raden Wirakarta pernah berdinas di daerah Tasikmalaya, Ciamis, Banjor, Tenggarong, dan beberapa tempat kecil yang lain. Ia terkenal sebagai pemeluk agama Islam yang taat, saleh, dan alim. Dia memang keturunan orang-orang yang kuat imannya. Kehidupan sehari-hari rumah tangganya diwarnai dan bernapaskan ajaran-ajaran agama yang dipeluknya.

Sebagai anak satu-satunya yang masih hidup dari keluaga Raden Wirdikata, karena ketiga kakaknya telah meninggal. Oleh karena itu Hasan sejak kecil mendapat pendidikkan agama secara mendalam. Ibunya selalu melatih Hasan menghafal ayat-ayat alquran. Hasan tumbuh menjadi anak yang patuh pada orang tua dan taat pada agama. Salat dan berpuasasering dijalankanya.Cerita tentang surga, neraka, dan dosa selalu ia dengar pada saat menjelang tidur baik dari ibunya maupun dari Siti pembantunya. Ketika Hasan meranjak dewasa, ia mengikuti jejak orang tuanya untuk memiliki ilmu sareat dan terekat. Ia berguru ke Banten. Semenjak menganut ajaran mistik, Hasan semakin rajin melakukan ibadat. Sabagai akibatnya, pekerjaan kantornya sering terbengkalai. Dari teman-temanya sekantor dia mendapat gelar “Pak Kiai”. Selain dari itu, kesehatan badanya tidak pernah diperhatikan, bahkan hidupnya dikendalikan oleh hal-hal yang tidak rasional, misalnya ia pernah mandi sampai 40 kali semalam, tanpa menggunakan handuk sebagai pengering badannya. Sehingga ia akhirnya terkena penyakit TBC, Ia pernah juga berpuasa tujuh hari tujuh malam terus-menerus dan selama tiga hari tiga malam mengunci diri di dalam kamar tanpa makan, minum, dan tidur. Iman yang tampaknya kuat, yang tidak disertai oleh kesadaran yang tinggi dan diimbangi oleh pengetahuan serta pengalaman hidup yang luas ternyata tidak dapat bertahan terhadap segala goncangan. Hasan sebagai hasil dari pendidikan lingkungan masyarakat agama yang tertutup, fanatik, ia berkembang menjadi manusia yang fanatik, sempit pandangan hidup dan kurang memiliki pengalaman. Ia melihat segala macam kehidupan dalam masyarakat dengan menggunakan ukuran-ukuran kaca mata ajaran agama. Hal ini sangat membatasi gerak dan wataknya sehingga ia kurang memahami masalah-masalah kehidupan yang sebenarnya.

Kehadiran Rusli dan Kartini merubah perilaku kehidupan Hasan. Kartini ialah wanita modern yang hidup dengan perlengkapan yang modern pula, sedangkan Rusli adalah seorang laki-laki yang beriodiologi komunis. Menurut penglihatan Rusli dan Kartini Hasan memiliki kepribadian yang menarik, karena dianggap hal yang baru. Hasan jatuh cinta kapada Kartini karena Kartini mirip sekali dengan Rukmini bekas pacarnya. Ia menginginkan hidup di samping Kartini dalam satu rumah tangga yang berbahagia. Rasa cinta itulah yang merupakan awal dari segala perubahan dalam hidupnya. Ia berusaha manyenangkan dan menarik hati Kartini, bahkan ia rela mengorbankan segala-galanya. Imanya luntur, hubungan dengan orang tuanya menjadi putus .

Hanyutlah Hasan dalam kehidupan yang dianut oleh Kartini dan kawan-kawannya : modern, bebas, dan berdasarkan paham Marxisme. Walaupun diketahui banyak tingkah laku Kartini yang sebenarnya bertentangan dengan ajaran agama Islam, Hasan tetap mencintainya. Semua gerak-gerik, tingkah laku Kartini di terima dengan senang, dengan harapan agar kartini tetap dekat dengan dia.

Di tengah harapan Hasan untuk hidup bersama dengan kartini, muncullah Anwar yang mencoba-coba menaruh hati juga kepada Kartini. Perasaan cemburu Hasan mendorongnya untuk menutupi segala kelemahannya. Kini tidak ada hal yang dianggap pantangan lagi oleh Hasan, seperti bioskop, makan masakan cina, bergaul dengan wanita yang bukan muhrimnya, mengikuti pertemuan yang memperdalam dalam Marxisme, bahkan menyangkal adanya Tuhan.

Kartini adalah seorang janda yang ditinggal mati oleh suaminya dan mengharap kasih-sayang seorang pria. Bagi dia Rusli bukanlah pria yang menjadi harapanya karena Rusli menyerahkan hidupnya untuk kepentingan politik. Demikian pula Anwar tidak menarik baginya, sedangkan Hasan laki-laki yang polos, mencurahkan kasih sayangnya dengan sepenuhnya hatinya dan mendapat sambutan baik dari Kartini. Akhirnya mereka kawin. Mereka tinggal di rumah Kartini di Jalan Lengkong Besar 27.

Perkawinan mereka ternyata tidak membuahkan kebahagian seperti yang mereka dambakan. Kartini meneruskan kebiasaan hidup bebas, pergi tanpa suaminya. Di samping itu, Hasan selaui dihantui oleh larangan ayahnya untuk tidak kawin dengan Kartini dan diharapkan kawin dengan Fatimah yaitu anak angkat dari keluarga Hasan.

Pada suatu hari terjadilah pertengkaran, yaitu ketika Hasan menunggu-nunggu kedatangan Kartini, Kartini datang bersama-sama dengan Anwar. Memuncaklah marah Hasan, dan Kartini ditempelengi; terjadilah perpisahan.

Sejak terjadi pertengkaran itu Kartini pergi meninggalkan Hasan. Ia pergi tanpa tujuan. Di jalan ia bertemu dengan Anwar. Atas bujukan Anwar, Kartini mau diajqk bermalam di suatu hotel bersama-sama dengan Anwar. Karena Anwar berusaha untuk memperkosanya, Kartini lari dari penginapan itu dengan meneruskan perjalanannya ke Kebon Manggu.

Dalam perjalanan hidup selanjutnya, Hasan akhirnya ingat kembali pada ajaran agama yang pernah diberikan oleh orang tuanya. Dia menyesal atas kelalaian selama ini, ia mengutuki teman-temanya yang telah yang telah membawa kejalan yang sesat, jalan yang menyimpan dari agama, bahkan jalan yang bertentangan dengan agama. Dia insaf dan sadar, ia berusaha kembali ke jalan hidup semula, hidup dengan berpegang  pada ajaran agama Islam.

Mendengar kabar bahwa ayahnya sedang sakit parah, Hasan pulang menjenguknya. Ia bertemu dengan ayahnya yang sudah dalam keadaan keritis. Menjelang ajalnya, ayahnya masih sempat mengusir Hasan yang menungguinya agar tidak berada di dekatnya. Setelah Hasan keluar dari kamar tidur, ayahnya meninggal dengan tenang. Sejak itu Hasan telah kehilangan segala-galanya, istrinya, ayahnya,dan hari depannya bahkan tujuan hidupnya.

Ketika pulang ke Bandung, ke rumah Kartini, terjadilah kusukeiho. Hasan terpaksa harus mencari tempat berlindung. Ia berlindung di suatu lubang perlindungan bersama-sama dengan orang-orang yang senasib. Di tempat perlindungan itulah terngiang-ngiang suara ayahnya di hatinya, suara yang menasehati, memarahi, mengutuk perbuatan-perbuatanya yang telah menyimpang dari ajaran agama Islam. Hal ini membuka hatinya untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan lagi. Sementara itu, Hasan yang telah di serangi penyakit TBC makin parah. Penyakit TBC-nya kambuh; ia merasa tak kuat melanjutkan perjalanan, dan mencari penginapan yang terdekat untuk beristirahat.

Dari daftar tamu di penginapan, tempat ia beristirahat, di temukan nama Kartini dan Anwar. Setelah mendapat penjelasan dari pelayan hotel dan mengetahui suasana di situ, Hasan yakin bahwa Kartini telah beruat serong dengan Anwar. Meledaklah amarahnya, ia lari ke luar pada malam gelap untuk membalas dendam. Sementara itu, serene mengaung-ngaung tanda ada bahaya. Semua lampu dimatikan, setiap orang mencari perlindungan. Hasan sudah gelp mata, tidak menghiraukan lagi tanda bahaya, lari terus,Akhirnya ia di tembak tentara jepang karena disangka mata-mata musuh dan dibawa ke markas Ken Peitai. Ketika Kartini berusaha menemuinya, mereka memperoleh berita bahwa Hasan telah meninggal beberapa menit yang lalu. Mungkin Hasan yang sudah menderita TBC itu tidak tahan atas siksaan Ken Petai. Setelah mendengar berita tersebut Kartini tidak bisa lagi membendung air matanya, ia sangat sedih sekaligus menyesali perbuatannya. Seaindaianya Hasan masih ada di sampingnya ia akan lebih setia kepadanya, berbakti kepadanya, akan tunduk dan taat kapada segala perintahnya. Tetapi nasi telah menjadi bubur, Hasan telah pergi meninggalkanya untuk selamanya. 

                           tamat

Unsur-unsur Intrinsik Dalam Novel Atheis

1.     Tema

Seorang pemuda yang mengalami kegoncangan kepercayaan yang disebabkan tidak adanya keseimbangan antara hubungan dengan manusia dan hubungan dengan Allah swt.
       
2.  Latar / Setting
Di dalam novel Atheis banyak sekali latar yang dipergunakan misalnya;
~    Pada awalnya pengarang melukiskan tempat tinggal
      orang tua Hasan di daerah Priangan, tepatnya
      di kampong Panyeredan di lereng gunung Telaga Bodas,
~    Pada saat-saat terakhir, peristiwa-peristiwa yang
      dialami Hasan terjadi di kota bandung,
~    Novel Atheis mengisahkan peristiwa-peristiwa yang
      terjadi Pada akhir penjajahan Belanda hingga akhir
      penjajahan Jepang.

3.  Tokoh
        Di dalam Novel Atheis banyak sekali tokoh-tokoh yang berperan, diantaranya:
1.     Hasan                   ( Pelaku utama )
2.   Kartini                  ( Pelaku kedua )
3.   Rusli                     ( Pelaku ketiga )
4.   Anwar                   ( Pelaku ketiga )
5.   Raden Wiradikata  ( Pelaku ketiga )
6.   Bung Parta              ( Pelaku ketiga )



4. Penokohan
Setiap tokoh-tokoh dalam novel Atheis memiliki watak atau penokohan yang berbeda-beda, antara lain:
1.    Hasan berwatakan; Lugu, sederhana,dan sempit pengetahuan,
2.  Kartini ialah seorang wanita yang modern, pergaulannya yang luas dan bebas,
3.  Rusli adalah seorang pria yang pandai dalam bergaul serta beridiologi marxisme.
4.  Anwar ialah seorang pria kaya yang hidup dalam pergaulan bebas, tetapi cerdas dan santun,
5.  Raden Wiradikarta adalah pemeluk agama islam yang taat saleh dan alim,
6.  Bung parta ialah seorang laki-laki yang meiliki banyak pengalaman dan mempercayai mesin sebagai tuhannya.

5. Sudut Pandang
Di dalam novel Athes selain menggunakan gaya aku, pengarang juga menggunakan pula gaya dia. Dengan demikian sudut pandang pengarang ( point of view ) ialah campuran ( multiple ) antara orang pertama sebagai pelaku utama dengan orang ketiga yang mengetahui segalanya.

6. Gaya Bahasa
Sebagian besar novel Atheis menggunakan bahasa yang mudah dipahami, tapi tidak sedikit yang menggunakan bahasa kiasan seperti:
~ Hiperbola
      “ Secara habis-ludes segala perasaan bahagiaku sakarang. Secara terpencil sendiri aku hidup di dunia kini.”



7. Alur
        Dalam menceritakan novel Atheis pengarang mengganakan alur campuran  yaitu gabungan dari alur maju dan alur mundur.


8. Amanat
        Novel Atheis mengandung pesan yaitu, seseorang dalam menjalankan kehidupan di dunia ini haruslah seimbang antara kehidupan vertikal dan horizontal yaitu hubungan sesama manusia dan hubungan dengan Allah swt. Agar seseorang bahagia hidupnya di dunia dan akhirat.


Unsur-unsur Ekstrinsik Dalam Novel Atheis

1. Latar Belakang Sosial Budaya
  
Dalam segi sosial budaya novel Atheis menyuguhkan dua macam anggota  masyarakat yang memiliki latar belakang lingkungan hidup yang berbeda, yaitu kelompok masyarakat tertutup dan kelompok masyarakat terbuka.
2. Latar Belakang Agama

        Dalam segi agama novel Atheis menyuguhkan dua macam kelompok masyarakat yang berlainan kepercayaan; Kelompok masyarakat yang pertama ialah kelompok masyarakat yang mempercayai adanya Tuhan ( Theis ) dan sangat taat beribadah dalam memeluk agama Islam, sedangkan kelompok masyarakat yang kedua ialah kelompok masyarakat yang tidak mempercayai adanya Tuhan ( Atheis ), melainkan menganggap mesin atau teknologi sebagai Tuhan mereka.  


          Hal yang menarik di dalam novel Atheis   

Ketika Hasan beristirahat disebuah penginapan, ia melihat daftar tamu di penginapan itu, ia menemukan nama Kartini dan Anwar. Setelah mendapat penjelasan dari pelayan hotel, Hasan yakin bahwa Kartini telah berbuat serong dengan Anwar, Ia lari keluar pada malam gelap untuk membalas dendam, tapi terdengar suara serene mengaung-ngaung tanda bahaya, tapi Hasan tidak menghiraukannya, lari terus, akhirnya ia ditembak oleh tentara Jepang karena disangka mata-mata musuh. Hasan tersungkur, dangan bibir melepas kata “Allahu Akbar“, tak bergerak lagi.

        Hal Yang Kurang Menarik Dalam Novel Atheis 


        Ketika Hasan dan Kartini pergi berjalan-jalan selepas menonton bioskop. Mereka berjalan-jalan ke sebuah taman lalu duduk di salah satu bangku taman, sambil memandangi bulan yang begitu indah.   
       

      Hubungan Cerita Dengan Kehidupan sehari-hari  

Banyak orang di lingkungan kita yang cara hidupnya tidak seimbang antara keperluan dunia dan keperluan akhirat contohnya:
~  Ada orang yang lebih mementingkan kehidupan
    dunianya dibanding kehidupan akhiratnya dan
    sebaliknya.
~  Ada orang yang lebih mementingkan kehidupan
       akhiratnya dan  tidak memikirkan kehidupan duniawi.

Sinopsi Romance Atheis

Senin, 16 April 2012
Posted by Ridho Suryawaldi
Tag :

// Copyright © 2012 RIDHO's FILE //Anime-Note//Powered by Blogger // Designed by Johanes Djogan //